Tagged: aplikasi

Manajemen Vmware untuk Portofolio Era Cloud Computing

JAKARTA – VMware mengumumkan tiga rangkaian produk untuk meringankan dan mengotomatisasikan manajemen TI.

Ketiga rangkaian itu adalah versi baru dari VMware vCenter Operations serta dua produk baru yakni VMware vFabric Application Management dan VMware IT Business Management.

“Ketika organisasi TI menerapkan Awan privat dan hibrida, pendekatan manajemen TI tradisional dengan sistem yang terpisah-pisah secara fisik dan disiplin manajemen yang saling terlepas tidak bisa lagi mengejar kecepatan langkah dan skala dari operasional TI modern,” kata Boaz Chalamish, Senior Vice President dan General Manager, Enterprise Management VMware, seperti dilansir melalui keterangan resminya, Selasa (25/10/2011).

VMware vSphere sudah membantu transformasi data center di ribuan perusahaan, menyederhanakan banyak sekali fungsi manajemen inti dengan membawanya ke dalam platform virtualisasi.

Filosofi manajemen VMware adalah terus menghilangkan kompleksitas di seluruh area manajemen TI –infrastruktur, aplikasi dan bisnis TI dengan cara menanamkan dan mengintegrasikan seluruh fungsi manajemen dalam platformnya.

“Para pelanggan yang berasal dari pasar modal memiliki kebutuhan keamanan, kinerja teknologi dan keandalan platform yang unik dan paling ketat. Tuntutan mereka terhadap solusi Awan lebih tinggi daripada pelanggan dari luar industri ini, khususnya dalam hal keamanan informasi, kemampuan mengelola data berjumlah sangat besar, menjalankan aplikasi berkinerja tinggi dan keandalan koneksi dengan pihak lain,” kata  Stanley Young, CEO, NYSE Technologies.

VMware vCenter Operations Management Suite
Pada Maret 2011 VMware menyediakan VMware vCenter Operations  untuk menyederhanakan dan mengotomatisasikan operasional dengan cara mengintegrasikan manajemen kinerja, kapasitas dan konfigurasi.

Fungsi ini membantu pelanggan menyediakan infrastruktur dengan ukuran yang tepat, sekaligus menangani masalah-masalah kinerja akibat perubahan konfigurasi.

Tidak hanya itu,  vCenter Operations Management Suite juga dilengkapi dengan fungsi untuk mengenali aplikasi baru yang secara otomatis menemukan dan memetakan hubungan dan ketergantungan antar aplikasi dan komponen infrastruktur pendukungnya.

vFabric Application Management Suite
Peralihan ke komputasi Awan dan semakin tingginya tuntutan aplikasi mengharuskan organisasi mengkaji ulang bagaimana cara mereka mengembangkan dan mengelola aplikasi. Hal inilah yang mendorong model operasi aplikasi yang terkonvergensi, seperti “DevOps.”

vFabric Application Management Suite kini dilengkapi dengan dua solusi baru yang mengintegrasikan berbagai disiplin aplikasi untuk memadukan dan merampingkan aktivitas operasional dan pengembangan.

Kedua solusi ini mendukung pendekatan “active application management” yang bisa membantu TI memenuhi kebutuhan bisnis terhadap perubahan aplikasi, sekaligus menjaga kinerja dan ketersediaan aplikasi dalam lingkungan yang dinamis secara lebih efisien.

VMware IT Business Management Suite

VMware memperkenalkan IT Business Management Suite, yang dikembangkan dari akuisisi Digital Fuel oleh VMware pada Juni 2011. Solusi ini memberikan semua hal yang dibutuhkan CIO untuk mengoptimalkan nilai bisnis dari investasi TI, sekaligus mengkomunikasikan nilai tersebut dengan bahasa yang dimengerti para pebisnis.

Solusi ini akan terdiri dari tiga modul: IT Finance Manager, IT Service Level Manager dan IT Vendor Manager.  Ketiganya akan mengumpulkan data dari berbagai sumber finansial, lalu menerapkan analisis dan pemodelan untuk menyajikan satu tampilan biaya modal, operasional dan layanan TI dengan ukuran-ukuran dan laporan-laporan yang berarti. (tyo)

Google Luncurkan Iklan Mobile yang Lebih Interaktif

CALIFORNIA – Para pengguna aplikasi Google, nantinya hanya perlu meng-klik ‘click to download’ dan langsung  diarahkan ke App Store.

Google mengatakan bahwa banyak orang menggunakan Google untuk mencari informasi mengenai aplikasi mobile, sehingga platform  terbaru ini dapat langsung menghubungkan pengguna ke App Store atau Android Marketplace utnuk men-download.

Seperi dilansir Mobile-Ent, Jumat (21/10/2011), pengguna yang sudah memiliki aplikasi, nantinya akan diarahkan ke lokasi tertentu didalamnya atau mereka dapat diarahkan ke aplikasi terkait.

Jadi, misalnya jika seseorang mencari tahu mengenai sepatu olahraga di ponselnya, mereka akan langsung melihat iklan yang mengarahkan mereka ke aplikasi belanja yang sudah mereka instal di ponselnya.

Ini semua merupakan bagian dari evolusi iklan mobile yang sedang ditawarkan oleh Google. Baru-baru ini, perusahaan tersebut memungkinkan pengembang aplikasi untuk memasukkan ikon aplikasi dan informasi tentang aplikasinya di unit iklan perusahaannya.

Perusahaan mesin pencari ini juga telah merilis statistik mengenai unit iklan mobilenya, yang mengungkapkan bahwa iklan pencarian hiperlokal telah membuahkan hasil. (tyo)

Masuknya Malware ke Android Karena Pengguna

JAKARTA – Maraknya malware atau aplikasi jahat yang bersifat merusak ke ponsel Android, ternyata karena adanya peran pengguna sendiri yang sembarangan dalam mengunduh file.

Menurut Agus Hamonangan founder ID-Android, sekaligus pengamat Android, menjelaskan malware bisa masuk karena pengguna sendiri yang memasukannya dengan mengunduh file bukan dari aplikasi store resmi seperti Android Market.

“Banyak pengguna Android yang hanya mengunduh file yang gratis yang disediakan oleh aplikasi store yang tidak resmi, padahal di dalam file tersebut terdapat trojan atau malware yang akan merusak ponselnya,” ungkapnya ketika ditemui okezone di Epicsentrum Walk, Jakarta, Kamis (20/10/2011).

“Unduhlah aplikasi dari Android Market yang resmi dibuat oleh Google. Selain itu, sebelum mengunduh file seharusnya pengguna melihat rating dan testimoni file tersebut,” sarannya.

Agus menambahkan sebenarnya malware di Android bisa dibatasi tergantung dari bagaimana kesadara pengguna dalam mengunduh file, karena malware bisa masuk ke dalam ponsel karena adanya koneksi internet.

“Pengguna janganlah hanya mengunduh file yang free secara sembarangan, karena biasanya dari sanalah malware masuk ke ponsel kita,” simpulnya. (tyo)