Netflix Kehilangan 800.000 Pelanggan

NEW YORK, KOMPAS.com – Netflix, penyedia layanan streaming film dan acara televisi, mengumumkan kehilangan 800.000 pelanggan di Amerika Serikat dalam waktu tiga bulan. Pada 30 September 2011, angka pelanggan Netflix turun dari 24,6 juta orang menjadi 23, 8 juta orang. Salah satu penyebab perginya pelanggan disinyalir karena kenaikan harga yang sempat menuai protes.

Permasalahan bermula pada bulan Juli ketika Netflix memutuskan untuk memberikan harga terpisah bagi DVD yang dikirim via email dan streaming video. Hal ini membuat pelanggan harus menambah biaya berlangganannya. Konsumen menyatakan protes melalui jejaring sosial twitter dengan hastag #DearNetflix yang kemudian membuat keputusan tersebut ditunda. Namun, karena keputusan tersebut hanya ditunda, bukan dibatalkan, ketika harga betul-betul dinaikkan, pelanggan pun kembali protes. Harga saham langsung anjlok 19 persen kala itu.

“Kami mengaku kurang mengkomunikasikan penyebab kenaikan harga. Pelanggan menganggap kami serakah, padahal kami harus berjuang membayar harga lisensi konten streaming,” ujar juru bicara Netflix. Analis memprediksi lisensi konten streaming Netflix akan meningkat dari 180 juta dollar AS pada tahun 2010 menjadi 1,98 miliar dollar AS pada tahun 2012.

Netflix memang sedang berupaya untuk lebih kuat pada layanan streaming dibandingkan bisnis DVD via email. CEO Netflix, Hastings, pada 18 September 2011 pernah mengumumkan bahwa layanan DVD via email sudah berubah nama menjadi Qwikster, sedangkan merk Netflix akan didedikasikan untuk layanan streaming video.

Namun, pada bulan September pula, jaringan kabel berbayar Starz memutus kontrak dengan Netflix dan mengumumkan akan menarik film dan acara televisi dari Netflix pada awal tahun 2012. Starz menuntut nilai kontrak yang lebih besar untuk konten-konten yang berharga dan kini memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dengan kompetitor Netflix.

Hastings mengaku akan terus mengejar konten streaming dan akan mencari kontrak-kontrak eksklusif yang memperkuat konten streaming yang dikembangkan Netflix. Akan menjadi perjuangan berat bagi Netflix menghadapi kompetitor seperti Google (GOOG), RedBox (dulu dimiliki CoinsStar), Amazon, dan Hulu.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *